Senin, 10 September 2012

Piano, Keyboard, Organ, dan Syhthesizer


Perbedaan Alat Musik Piano, Keyboard, Organ, dan Synthesizer
   
Seringkali orang masih bingung membedakan alat musik piano, keyboard, organ, dan synthesizer. Secara mendasar, tidak ada perbedaan yang berarti antara piano, keyboard, organ, dan synthesizer. Alat musik ini prinsipnya memainkan melodi dan iringan secara bersamaan, sehingga dapat menghasilkan musik yang utuh dari seorang pemain saja. Persepsi masyarakat mengenai alat musik piano adalah musik klasik atau jazz, musik yang berkelas, orang yang bisa memainkannya terkesan hebat dan pintar, sedangkan alat musik keyboard elektronik terkesan mudah, sederhana dan tidak berkelas. Padahal kenyataannya tidak demikian. Teori dan teknik memainkannya sama, hanya pada alat musik organ, pemain juga dapat menambahkan permainan bass pada kaki.
Alat musik piano memiliki tuts yang lebih banyak dibandingkan keyboard elektronik standar. Hal ini memang disebabkan karena alat musik piano diciptakan pada mulanya untuk permainan solo sehingga harus menjangkau nada mulai dari sangat rendah sampai sangat tinggi, supaya semakin kaya variasi. Sedangkan keyboard elektronik sudah dilengkapi dengan fasilitas suara alat musik yang beragam sehingga tidak terlalu membutuhkan tuts yang banyak.  Piano pada umumnya terbagi menjadi 2 jenis:
1.       Stand-Up Piano : piano yang standard atau pendek ekornya. Contoh pada gambar berikut :

 
 Grand Piano : piano dengan senar pada bingkai harpa berbentuk horizontal, biasanya didukung oleh tiga kaki. Contohnya pada gambar berikut :

Alat musik keyboard memang diciptakan untuk meniru suara piano, namun harganya bisa lebih murah. Kebanyakan masyarakat juga bisa menjangkau harga keyboard elektronik ini. Dari sisi pendidikan musik, tidak menjadi masalah menggunakan alat musik keyboard, yang terpenting adalah pemahaman musiknya. Selain itu juga keyboard elektronik sudah dilengkapi dengan fitur metronom maupun irama pengiring (rhythm style) untuk membantu pemain pemula untuk memainkan musik dengan tempo yang tepat, jadi tidak perlu lagi membeli metronom secara terpisah. Sekarang juga sudah ada software (program) khusus metronom maupun tuner, sehingga bisa disimpan di handphone, laptop, Ipad, dsb. Hal ini semakin mempermudah musisi dalam berlatih di mana saja karena sifatnya praktis. Contoh gambar :


Organ adalah alat musik permanen yang tidak bisa dipindah-pindah, biasanya dipasang di gereja atau gedung opera. Organ mempunyai suara yang unik dan mempunyai pipa-pipa raksasa untuk mengatur nada suara dan sustain. Pada umumnya, organ dibagi menjadi dua jenis :
1.               Organ Pipa (Orgel) adalah organ “akustik” yang memiliki pipa-pipa raksasa. Contoh gambar :


Organ pipa memiliki deretan tuts lebih dari satu dan tombol analog yang sangat banyak. Organ Pipa sendiri memiliki pipa-pipa raksasa. Contohnya seperti gambar berikut :

2.        Organ Elektronik (yang dikenal dengan sebutan contoh populernya adalah “Yamaha Electone“) ditunjukkan pada gambar berikut :

Synthesizer memiliki tuts yang lebih sedikit dibanding tiga lainnya dan cara memainkan Synthesizer pun rumit, tapi jika sudah terbiasa, suaranya akan menambah warna musik suatu lagu menjadi lebih energic. Contoh gambar :


Selama ini anggapan orang jika bisa memainkan piano, maka bisa memainkan keyboard maupun organ. Jadi lebih baik sekalian belajar piano. Anggapan ini tidak benar. Belajar musik pada dasarnya sama saja, yang penting adalah pemahaman musiknya. Mau mulai dari alat musik apapun sama saja. Jangan terjebak pada pernyataan bahwa belajar piano yang paling hebat, bisa jadi itu adalah strategi pihak-pihak tertentu untuk mengkomersilkan pendidikan musik. Apalagi alat musik piano juga mahal harganya. Untuk piano upright (piano tegak) saja sudah mencapai harga di atas 50 juta, apalagi grand piano (piano datar) bisa mencapai ratusan juta rupiah.
         Pada kenyataannya banyak orang mengajarkan permainan piano hanya dari sisi tekniknya saja, namun tidak menekankan pada pemahaman komposisi musiknya. Jika musik hanya dipahami sampai pada taraf “bisa” memainkan saja maka yang terjadi adalah orang-orang yang sudah merasa puas dan hebat jika bisa memainkan komposisi tertentu yang dianggap sulit oleh umum. Namun sebenarnya dia belum memahami intisari dari musik itu sendiri, terbukti dari ketidakmampuannya untuk membuat komposisi musiknya sendiri (menciptakan lagu sendiri).
        Membuat komposisi musik sendiri tidaklah mudah, perlu pemahaman musik yang dalam, selain kreativitas dalam berkarya tentunya. Yang terpenting bukanlah alat musik yang digunakan, mau menggunakan piano, keyboard atau organ tidak menjadi masalah selama orang itu mempunyai pemahaman musik yang benar. Saat ini, malah sudah marak penggunaan keyboard virtual (maya) yang hanya berupa program komputer yang dapat menghasilkan suara seperti keyboard. Orang bisa merancang lagu hanya dengan menggunakan komputer, bahkan dari IPad, tanpa alat musik sama sekali. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang benar-benar memahami konsep musik dengan baik sehingga dapat berkreasi dengan bebas. Memang alat musik juga mendukung kreativitas kita dalam membuat musik, namun dengan bantuan teknologi, saat ini proses penciptaan musik menjadi dipermudah. Semoga melalui artikel ini, pemahaman kita tentang ragam alat musik semakin bertambah, sehingga tidak lagi terjadi kesalahpahaman dalam memilih alat musik.

1 komentar: